27 March 2009

Membulatkan Tekad

Dari Tsauban bin Bajdad, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Hampir saja bangsa-bangsa berkumpul menyerang kalian sebagaimana mereka berkumpul untuk menyantap makanan di nampan. Salah seorang sahabat bertanya, “Apakah karena sedikitnya jumlah kami pada saat itu?” Beliau menjawab, “Bahkan pada saat itu jumlah kalian banyak, tetapi kalian seperti buih, buih aliran sungai. Sungguh Allah benar-benar akan mencabut rasa takut pada hati musuh kalian dan sungguh Allah benar-benar akan menghujamkan pada hati kalian rasa wahn.” Kemudian seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta kepada dunia dan takut mati.” (H.R. Abu Daud dan Ahmad)

Tentang Hadits

Hadits di atas berbunyi:
عَنْ ثَوْبَانَ بن بَجْدَد قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ اْلأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى اْلأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Imam Ahmad bin Hanbal. Hadits ini adalah hadits shahih, marfu dari Rasulullah saw.

Hadits ini menggambarkan ramalan Rasulullah saw bahwa nanti pada suatu saat umat Islam akan menjadi bulan-bulanan bangsa-bangsa di dunia. Dari hadits di atas tergambar bahwa tidak ada seorang pun sahabat yang menyangkal apa yang dikatakan Rasulullah. Mereka justru menanyakan lebih lanjut perihal kondisi umat Islam yang pada suatu masa, mereka tidak lagi dipandang, tetapi menjadi obyek pelecehan dan tindak kebrutalan. Bukan karena jumlah umat Islam yang sedikit, tetapi karena pada hati mereka telah bersarang suatu penyakit, yaitu penyakit wahn. Jika dilihat dari jumlah, maka justru umat Islam adalah umat yang paling besar jumlahnya dibandingkan dengan umat-umat lain. Tetapi seperti peribaratan Rasulullah saw bahwa pada saat itu jumlah umat Islam yang banyak tidak mempunyai arti apa-apa jika mereka tidak punya bobot. Mereka seperti buih air yang tidak mempunyai arus, bahkan justru buih itu ikut ke mana arus bergerak.

Penjelasan Hadits

Ramalan Rasulullah saw itu telah menjadi kenyataan, terutama setelah umat Islam tidak lagi memiliki induk. Ketika umat Islam tidak memiliki kekhilafahan, karena dihancurkan oleh musuh-musuhnya melalui putra negeri Islam sendiri, Mustafa Kemal Attaturk. Kondisi umat Islam sebagai umat yang pernah memiliki peradaban dunia yang bertahan sekian abad telah hancur berkeping-keping. Kepingan peradaban dan kekuatan umat Islam itu kini tidak lagi menjadi perhitungan musuh-musuhnya, bahkan mereka kadang bisa diadu domba antara satu negeri Islam dengan negeri Islam lainnya.Runtuhnya kekhilafahan Islam bukanlah awal dari kemunduran umat Islam. Jauh sebelum itu umat Islam sudah menunjukkan kemundurannya dan puncak kemunduran umat Islam itu ditandai dengan ketidakmampuan umat ini mempertahankan eksistensi khilafah islamiyah. Penyakit itu seperti yang diisyaratkan oleh Rasulullah saw adalah penyakit wahn. Wahn adalah penyakit hati. Penyakit mental yang munculnya tidak tiba-tiba, sebagaimana juga bahwa untuk mengobati penyakit ini tidak bisa sim salabim, instan, langsung sembuh dan mentalnya berubah.
Penyakit ini berawal dari perilaku para pejabat negara Islam atau dikenal dengan pejabat kalangan istana. Dalam sejarah kita bisa dapati bahwa awal tindak kezhaliman itu berawal dari pejabat istana atau pejabat negeri Islam yang kemudian menular ke bawahan. Lambat laun menjadi penyakit umat dan bangsa. Diawali dari penyakit afrad yang hanya menghinggapi beberapa oknum pejabat, kemudian ketika penyakit itu menjadi wabah, maka akhirnya mereka tidak lagi menganggap itu adalah penyakit. Orang akan bingung ketika melihat kenyataan ini, dari mana kita harus mulai mengobatinya. Penyakit yang menjadi kompleks karena sudah menjadi tradisi dan adat, bahkan mungkin sudah menjadi norma yang harus diakui dan diterima.
إِنَّ اللهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Ra’d: 11)

Benar bahwa Allah menjanjikan bahwa umat Islam akan dimenangkan Allah atas musuh-musuhnya.

Jika Allah menolong kalian, maka tidak ada yang dapat mengalahkan kalian; jika Allah membiarkan kalian (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal. (Ali Imran: 160)

Tetapi pertolongan Allah itu hanya Allah berikan kepada umat yang benar-benar membela agamanya. Ketika umat ini tidak lagi Allah menangkan atas musuh-musuhnya, itu karena mereka tidak sungguh-sungguh membela agama Allah sehingga musuh-musuh umat ini dicabut rasa takutnya sebagaimana kondisi saat ini.

Negeri-negeri Islam sekarang menjadi santapan negara besar untuk dikuras semua isinya dan diracuni penduduknya dengan peradaban mereka. Tujuan dari serangan mereka adalah mencetak putra negeri menjadi kader yang menyebarkan peradaban mereka hingga Islam dan umatnya menjadi semakin jauh.

Kemunduran umat ini adalah karena mereka cinta kepada dunia, cinta jabatan, cinta harta, cinta kedudukan dan cinta kesenangan. Mereka tidak mau merasakan pedih dan menderitanya di dunia, mempertahankan prinsip dan akhlaq Islam. Semakin cinta umat ini kepada dunia, maka semakin takut mereka menyambut kematiannya. Kematian telah mereka hilangkan dalam kamus kehidupan mereka. Bukan hanya takut kepada kematian, mereka tidak mau membicarakan masalah kematian, padahal Rasulullah saw bersabda, “Cukuplah kematian itu menjadi pelajaran.”

Modal Untuk Bangkit

Kemunduran umat Islam lebih besar disebabkan oleh faktor internal sebelum faktor eksternal dari musuh-musuhnya yang memang ingin mengalahkannya. Mereka menunggu saat-saat kelemahan mental umat ini.

Sebagaimana dalam surat Ar-Ra’d Allah menyebutkan bahwa Allah tidak akan merubah kondisi umat Islam sebelum mental dan iman umat ini berubah. Jarak masa antara kejayaan umat Islam dengan keruntuhan dan kehancurannya adalah sekian abad, maka untuk menyembuhkan penyakit mental ini, kita memerlukan stamina yang kuat untuk mengobati mental ini agar menjadi kuat.

Dalam risalah “Ila Ayyi Syaiin Nad’un Naas”, Imam Syahid Hasan Al-Banna menyebutkan suatu formula jeli yang mengingatkan kita akan kondisi dan keinginan untuk membangkitkan umat yang telah lama terlelap.

Sesungguhnya dalam pembentukan suatu umat, pembinaan rakyat, perealisasian suatu angan-angan dan memenangkan suatu prinsip diperlukan dari umat yang mau berusaha merealisirnya atau dari kelompok yang senantiasa menyerukan ini paling tidak “kekuatan jiwa yang besar” yang tercermin dari beberapa hal:

Pertama: Iradah qawiyah, keinginan yang kuat yang tidak disusupi satu kelemahan pun.
Kedua: Wafa tsabit, kesetiaan yang teguh yang tidak dihinggapi muka dua atau khianat.
Ketiga: Tadh-hiyah ‘azizah, pengorbanan yang besar yang tidak dikotori oleh pamrih atau kekikiran serta
Keempat: Ma’rifah bil mabda’ wa iman bihi wa taqdir lahu, mengenal dan meyakini prinsip (prinsip perubahan melalui gerakan pembinaan bangsa) serta dapat menakarnya yang dapat menyelamatkan kita dari kesalahan atau penyimpangan atau tertipu.

Bahwa kekuatan jiwa atau kekuatan mental dalam proses kembali kepada kebaikan umat ini adalah menjadi faktor yang utama mengingat upaya perbaikan dan perubahan mental tidak bisa hanya dilakukan sekian tahun atau satu generasi. Upaya ini harus terus dilakukan dan tidak boleh putus asa sampai penyakit wahn yang menimpa umat ini hilang.
Upaya ini menjadi lebih berat lagi karena segala kemajuan peradaban manusia bisa menjadi faktor percepatan keburukan yang sebenarnya juga dalam waktu yang bersamaan menjadi faktor percepatan proses perubahan. Faktor perkembangan peradaban manusia ini lebih didominasi pengefektifannya oleh propaganda barat dalam menyebarkan ideologinya dibanding umat Islam.

Di sinilah peran golongan yang sadar kondisi umat untuk mengajak seluruh komponen umat untuk sama-sama memberikan andil dalam proyek besar perbaikan mental umat.

Peran segelintir orang dari umat ini untuk menggerakkan dan mengadakan perubahan serta penyembuhan penyakit mental ini sangat besar. Allah telah mensinyalir dalam surat Ali Imran ayat 104 yang artinya:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran: 104)

Seperti disebutkan dalam kitab “Hal Nahnu Muslimun”, karya Muhammad Quthub, beliau menyebutkan bahwa proses kemunduran umat Islam itu telah berlangsung sekian abad, sejak masa Bani Abbasiyah sampai tahun 1924 ketika khilafah Islamiyah runtuh. Sekian lama penyakit wahn menggerogoti sampai akhirnya umat ini tumbang, maka proses perbaikan dan pembentukannya pun tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Kecuali semua faktor yang telah disebutkan Hasan Al-Banna bisa diwujudkan dalam diri umat Islam, maka bisa jadi hanya sekian puluh tahun atau satu abad saja kita bisa bangkit kembali.

Penutup

Semua berpulang kepada kita. Berpulang kepada umat Islam dunia. Semua faktor eksternal menjadi ringan jika unsur kekuatan dakhili, internal telah tumbuh dalam diri umat ini. Jika tiap muslim memberikan bobot pada dirinya dengan meningkatkan keimanan dan pemahamannya akan ajaran Islam, niscaya umat ini akan mempunyai arus yang bisa mempengaruhi umat dan bangsa lain. Semakin besar dan berat bobot tiap muslim, maka kualitas umat Islam akan semakin baik dan siap menghadapi tantangan zaman dan siap mengendalikan peradaban dunia untuk yang kedua kalinya.

Mari kita buktikan kepada dunia bahwa Islam masih menjadi mampu bangkit dari keterpurukkannya. Kita buktikan bahwa Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam. Kita buktikan bahwa Islam adalah peradaban maju yang siap mengadopsi semua sarana kemajuan teknologi zaman digit ini. Kita buktikan kepada Iblis dan tentaranya bahwa mereka hanya bisa menggoda sebagian orang yang dalam Islam memang menjadi sampah dan kendala kemajuan diberikan rahmat oleh Allah. Islam adalah rahmat Allah. Hanya orang yang tidak mengaku Islam yang masih menjadi teman setan. Orang Islam sepatutnya tidak lagi mengidap penyakit wahn, cinta dunia dan takut mati. Wallahu a’lam

Selengkapnya »»

20 March 2009

Kampaye PKS DKI Putaran Pertama di Jakarta Utara

Alhamdulillah, kampanye berjalan lancar dan sukses. Kampanye PKS DKI putaran pertama untuk Jakarta Utara dilaksanakan di GOR Gelanggang Remaja Jakarta Utara. Acara dihadiri oleh sekitar 5000 kader dan simpatisan. Di antara Jurkamnas yang hadir dan berorasi adalah Pak Adang Darajatun, Pak Taufik dan saya sendiri. Sementara Jurkamnas dapil 3 lainnya juga menyemarakkan kampanye putaran pertama di Jakarta Barat yang bertempat di Lapangan Games Mercu Buana, Meruya. Acara dimulai pukul 14.00 WIB.




Acara juga dimeriahkan artis-artis Srimulat, Tarzan dkk, Tri Utami dan grup vocal anak jalanan, Islamic Voice. Acara ini dihadiri sekitar 5000 kader dan simpatisan PKS yang berasal dari Jakarta Utara dan sekitarnya. Acara juga diselingi dengan yel-yel penyemangat yang membuat suasana menjadi panas dan semakin bersemangat.


Pada sesi terakhir, pembawa acara mempersilakan kepada seluruh CAD DPRD DKI dapil Jakarta Utara untuk naik ke panggung kampanye yang kemudian dilanjutkan dengan orasi salah seorang dari mereka. Ust. H. Muh. Subki, Lc (CAD DPRD DKI yang juga ketua DPD Jakarta Utara) diiringi belasan CAD DPRD DKI lainnya kemudian melakukan orasi.


Akhirnya setelah doa penutup, pada pukul 15.30 acara kampanye di GOR tersebut selesai dan para kader PKS dan simpatisan bubar dengan teratur.

Selengkapnya »»

17 March 2009

Antara Baju dan Isi

Lebih dari seminggu, di sela-sela waktu yang ada, blog ini belum terisi dengan tambahan kontennya. Masih cari-cari baju yang cocok. Emang karena masih pemula, setiap ganti baju, ada yang berantakan, betulin lagi. Pas ketemu baju yang cocok, terus dipasang, eh ternyata harus ngulang lagi nambahin elemennya yang gak terikut ketika masih pake baju lama.

Ala kulli hal, ngutak-ngatik dan nulis artikel di blog gak terbatasi dengan aturan-aturan resmi penulisan. Sedikit lepas di segi gaya bahasa dan model tulisan. Tapi, karena motto blog ini untuk menjadikan segala sesuatu dalam kehidupan ini berharga, maka emang harus ada yang bisa diambil manfaatnya.


Emang sih gak penting banget ngelola blog, tapi Rasulullah saw pernah pesan bahwa hikmah atau ilmu dan kebaikan yang bermanfaat itu adalah harta bendanya orang beriman, jadi kalau hal itu ketemu dan kita dapatkan di mana saja, maka orang berimanlah yang paling berhak untuk meraihnya. Atau secara leterleknya seperti yang disabdakan Rasulullah saw.

Nah, jika setiap hikmah yang kita dapatkan di dunia ini, di mana saja kita ambil kembali dan kita kuasai, maka itu menjadi bagian dari perangkat-perangkat peradaban Islam yang insya Allah akan muncul dan bangkit kembali menguasai dunia.

Saya pribadi melihat dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi saat ini, maka dunia maya menjadi salah satu faktor penopang bangkitnya suatu peradaban Islam.

Secara sporadis, saya dan beberapa teman yang sering liat-liat situs dunia Arab saja bisa menyimpulkan bahwa sedang terjadi alih teknologi dan penguasaan yang cukup merata di dunia Islam atau Timur Tengah dan juga Cina termasuk Indonesia.

Ibarat yang sering digunakan dalam proses kematangan suatu umat ada ungkapan bahwa setiap fase peradaban ada tokoh dan prajurit yang mengantarkannya ke fase berikutnya. Tahun 2009 ini bagi saya seperti jembatan bagi manusia dan umat Islam untuk dilewati dan kemudian memandang dunia baru yang penuh harapan dan prospek yang lebih cerah.

Hanya khatirah, wallahu a'lam

Selengkapnya »»

08 March 2009

Posting Pertama di Blog

Alhamdulillah, akhirnya blog ini saya luncurkan.

Sebenarnya, sejak akhir tahun 2006, saya sudah agak dekat mengenal web atau blog. Postingan pertama saya dan beberapa tulisan sudah dipublish di web www.dakwatuna.com. Sampai sekarang pun saya masih menjadi editor di web tersebut. Beberapa tulisan saya yang di dakwatuna.com, insya Allah akan saya upload di sini, tentunya bertahap, tulisan itu adalah:

1. Urgensi Tatsqif dan Ta’lim Bagi Aktivis Dan Masyarakat
2. Hidup dan Keimanan
3. Rasa Manis Sebuah Keimanan
4. Amal Yang Diterima Allah
5. Membulatkan Tekad

Dari pengalaman saya mengelola dan mengedit tulisan di web tersebut ditambah saling tukar pikiran dengan webmasternya, saya jadi tertantang untuk mencoba membuat dan mengelola blog, hingga akhirnya blog ini muncul. Di antara tujuannya adalah untuk menambah ilmu dan pengalaman serta berbagi-bagi sesuatu yang bermanfaat, semoga. Nah, jadi sekarang ini, di sini, di dunia pengelolaan blog, saya masih pemula.


Setelah saya masuki, ternyata gak terlalu sulit memulainya. Memang segala sesuatu awalnya memerlukan tekad dan kemauan yang kuat.
Setelah berjalan, ternyata gak sulit-sulit amat. Kayak kendaraan aja, ketika belum jalan, kita gak bisa jalanin kalau langsung masuk gigi yang lembut, gigi tiga atau empat misalnya. Dia memerlukan gigi yang kuat dan keras, yaitu gigi satu. Nanti kalau udah tambah kecepatan, baru bisa make gigi dua, tiga dan seterusnya.

Mungkin gitu juga seperti jalanin blog ini, moga aja setelah jalan, nanti bisa tambah kecepatan pelan-pelan dan akhirnya bisa ngebut serta bisa menyusul blog-blog yang lain.

Mirip seperti kendaraan kan?

Bagi para senior, tolong bantuannya, ilmu dan pengalaman yang udah bejibun dibagi-bagi, karena setelah saya masuk ke dunia blog, ternyata banyak sekali keinginan saya dan kenyataannya adalah saya masih sangat minim ilmu dan pengalaman.

Bagi yang sama-sama baru, bisa share ilmu dan pengalaman.

Thanks, syukran and terima kasih buat semua.

Selengkapnya »»